Hari Ahad, 15 Sya’ban 1442 H/28 Maret 2021, kita dikejutkan dengan kejadian peledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar. Tak ayal, banyak bermunculan berbagai komentar, opini, tanggapan, status-status, dan analisa dari berbagai pihak. Tentu saja, pihak-pihak tersebut mengeluarkan statemen sesuai dengan tingkat intelektual, subjektivitas, dan kapasitas masing-masing. Di antara pernyataan kontroversial yang sangat disayangkan adalah statemen yang menghubung-hubungkan antara terorisme dan salafi atau wahabi. Seolah-olah salafi dan wahabi adalah pintu masuk dari pemahaman terorisme dan radikalisme. Benarkah tuduhan tersebut? Kilas balik ke belakang, sebenarnya ini bukan pertama kali salafi dan wahabi dikambinghitamkan dengan isu terorisme. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendudukkan permasalahan ini dengan ilmiah dan dalil. Sekali lagi, dengan ilmiah dan dalil. Bukan dengan perasaan, “katanya-katanya”, atau fanatik buta. Apa dan Siapa Itu Salafi? Pertanyaan: Apa yang dim...